A. Jenis-Jenis Elektroda Pentanahan
Pentanahan / arde adalah penghantar yang ditanam ditanah dan membuat kontak langsung dengan tanah. Sistem pentanahan adalah sistem hubungan penghantar yang menghubungkan sistem, badan peralatan dan instalasi dengan bumi/tanah sehingga dapat mengamankan manusia dari sengatan listrik, dan mengamankan komponen-komponen instalasi dari bahaya tegangan/arus abnormal. Oleh karena itu, sistem pentanahan menjadi bagian esensial dari sistem tenaga listrik. Pentanahan tidak terbatas pada sistem tenaga saja, namun mencakup juga sistem peralatan elektronik, seperti telekomunikasi, komputer, kontrol di mana diterapkan komunikasi data secara intensif dan sangat peka terhadap interferensi gelombang elektromagnet dari luar. Pentanahan di sini lebih dititikberatkan pada keterjaminan sinyal dan pemrosesannya. Pada prinsipnya jenis elektroda dipilih yang mempuntai kontak sangat baik terhadap tanah. Oleh karena itu, secara umum, tujuan sistem pentanahan adalah sebagai berikut :
1) Menjamin keselamatan orang dari sengatan listrik baik dalam keadaan normal atau tidak dari tegangan sentuh dan tegangan langkah;
2) Menjamin kerja peralatan listrik/elektronik;
3) Mencegah kerusakan peralatan listrik/elektronik;
4) Menyalurkan energi serangan petir ke tanah;
5) Menstabilkan tegangan dan memperkecil kemungkinan terjadinya flashover ketika terjadi transient;
6) Mengalihkan energi RF liar dari peralatan-peralatan seperti: audio, video,kontrol, dan komputer.
Berikut ini merupakan jenis-jenis elektroda pentanahan :
a. Elektroda Batang (Rod)
b. Elektroda Pita
c. Elektroda Pelat
d. Ground load
e. Pipa air, pipa gas
a. Elektroda Batang (Rod)
Elektroda batang ialah elektroda dari pipa atau besi baja profil yang dipancangkan ke dalam tanah. Elektroda ini merupakan elektroda yang pertama kali digunakan dan teori-teori berawal dari elektroda jenis ini. Elektroda ini banyak digunakan di gardu induk-gardu induk. Elektroda batang ini pada umumnya juga dipasang pada instalasi rumah tinggal. Elektroda ini berupa pipa besi, baja profil, atau batang logam lainnya yang dipancangkan ke tanah. Biasanya pada bahan logam tersebut dilapisi dengan lapisan tembaga.Secara teknis, elektroda batang ini mudah pemasangannya, yaitu tinggal memancangkannya ke dalam tanah. Di samping itu, elektroda ini tidak memerlukan lahan yang luas. Panjang elektroda batang ini yang disyaratkan dalam PUIL 2000 adalah 1,75 m.
Gambar 1. Elektroda Batang
b. Elektroda Pita
Elektroda pita ialah elektroda yang terbuat dari hantaran berbentuk pita atau berpenampang bulat atau hantaran pilin yang pada umumnya ditanam secara dangkal. Kalau pada elektroda jenis batang, pada umumnya ditanam secara dalam. Pemancangan ini akan bermasalah apabila mendapati lapisan-lapisan tanah yang berbatu, disamping sulit pemancangannya, untuk mendapatkan nilai tahanan yang rendah juga bermasalah. Ternyata sebagai pengganti pemancangan secara vertikal ke dalam tanah, dapat dilakukan dengan menanam batang hantaran secara mendatar (horisontal) dan dangkal.
Gambar 2. Elektroda Pita
Gambar 3. Beberapa macam konfigurasi elektroda pita
c. Elektroda Pelat
Elektroda pelat ialah elektroda dari bahan pelat logam (utuh atau berlubang) atau dari kawat kasa. Pada umumnya elektroda ini ditanam dalam. Elektroda ini digunakan bila diinginkan tahanan pentanahan yang kecil dan sulit diperoleh dengan menggunakan jenis-jenis elektroda yang lain.
d. Ground Load
Ground load adalah elektroda tembaga berbentuk bulat pejal yang memanjang pada ujungnya lancip. Ground load terdri cincin terminal dan tembaga telanjang berbentuk berbentuk lancip.
B. Menjelaskan syarat-syarat bahan elektroda pentanahan
Supaya tujuan pentanahan dapat tercapai dengan baik maka bahan elektroda pentanahan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Daya hantar listriknya harus baik, hal ini dimaksudkan bila terjadi arus bocor maka arus tersebut dengan mudah mengalir ke tanah.
2. Kuat secara mekanik tidak akan rusak bila ada desakan pukulan atau yang sejenisnya mengingat harus ditanam dalam tanah.
3. Tahan terhadap korosi apabila bahan elektrodanya sudah korosi maka akan mengurangi daya hantar arusnya. Untuk mengatasi hal ini bahan elektrodanya dapat dilapisi atau digalvanisasi dengan bahan lain.
Di samping itu ada beberapa faktor yang mempengaruhi besar tahanan pentanahan yaitu :
a. Bentuk elektroda
b. Jenis bahan dan ukuran elektroda
c. Jumlah/konfigurasi elektroda
d. Kedalaman pemancangan/penanaman di dalam tanah
e. Faktor-faktor alam. Seperti kondisi jenis tanah : tanah gembur, berpasir, berbatu, dan lain-lain;moisture tanah
C. Jenis-Jenis Tanah Dan Tahanan Tanah
Jenis tanah menurut PUIL 2000 dibagai atas :
1. Tanah rawa,
2. Tanah liat dan tanah ladang,
3. Pasir basah,
4. Krikil basah,
5. Pasir dan kerikil kering,
6. Tanah berbatu
Masing-masing jenis tanah mempunyai nilai tahanan jenis tanah yang berbeda-beda dan bergantung dari jenis tanahnya, Oleh karena itu, tahanan jenis tanah bisa berbeda-beda dari satu tempat dengan tempat yang lain tergantung dari sifat-sifat yang dimilikinya. Sebagai pedoman kasar, tabel berikut ini berisikan tahanan jenis tanah yang ada di Indonesia.
Gambar 5. Tabel Tahanan Jenis Tanah
D. Tahanan Pembumian
Tahanan pembumian dari elektrode bumi, tergantung pada jenis tanah dan keadaan tanah serta ukuran dan susunan elektrode.
Untuk memperjelas pemahaman para pembaca, silahkan simak video berikut ini:
Untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman pembaca, silahkan isi kuis di bawah ini:
Komentar
Posting Komentar